Pilihhiro.com – Kepemimpinan yang mampu menginspirasi dan membawa kemajuan menjadi kebutuhan mendesak di Kota Medan. Dengan keberagaman penduduk yang ada, dibutuhkan pemimpin yang tidak hanya memberi arahan tetapi juga mampu memotivasi dan menggerakkan masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan.
Gagasan ini menjadi fokus dalam diskusi Bincang Bintang: Kepemimpinan Transformasional, Bisakah? yang diadakan oleh Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia (SKPI) pada Jumat (21/9) di Ketapang Rumah Kopi, Jalan Karya Bakti, Medan. Diskusi ini dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Yasyir Ridho Loebis, yang merupakan Bakal Calon Wakil Wali Kota Medan, serta Dewan Pakar PP JMSI Coking Soesilo Sakeh, akademisi Mujahid Widia Saragih, dan aktivis PMKRI Willy Simbolon.
Pendiri SKPI, Dr. Faisal Mahrawa, membuka diskusi dengan menggarisbawahi pentingnya peran seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi masyarakat secara positif. “Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang memungkinkan seorang pemimpin bukan hanya memerintah, tetapi juga mampu membuat masyarakat terlibat aktif dalam mencapai visi bersama. Itulah yang sangat kita perlukan di Medan sekarang ini,” ujar Faisal.
Yasyir Ridho, yang maju bersama Hidayatullah sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan, menyatakan bahwa mereka berdua siap untuk membawa kemajuan nyata melalui pendekatan kepemimpinan transformasional. Ridho menjelaskan bahwa dirinya dan Hidayatullah memiliki pengalaman yang cukup untuk memahami permasalahan di Medan, serta memberikan solusi yang dapat diimplementasikan secara nyata.
“Kami percaya bahwa dalam kepemimpinan transformasional, hal yang paling penting adalah keteladanan, kemampuan untuk menginspirasi, dan memberikan solusi konkrit. Kami berdua memiliki rekam jejak yang kuat dalam bidang ini, dan pengalaman hidup saya dari seorang pemuda kampung yang berjuang hingga menjadi wakil rakyat adalah salah satu contoh nyata,” jelas Yasyir Ridho.
Lebih lanjut, Ridho mengakui bahwa meski tidak mudah meyakinkan semua orang, dirinya yakin bahwa pengabdian mereka selama ini akan menjadi modal penting untuk memenangkan hati masyarakat. “Kami tidak pernah berjanji muluk-muluk. Apa yang kami tawarkan adalah kerja nyata yang bisa dilakukan bersama masyarakat, bukan janji kosong yang akhirnya akan mengecewakan mereka,” tegas Ridho.
Sebagai penutup, Ridho menekankan bahwa mereka berkomitmen untuk membawa kemajuan yang realistis, dengan melibatkan semua elemen masyarakat. “Kami sadar bahwa kemajuan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga harus melibatkan masyarakat. Kami di sini bukan hanya untuk memimpin, tapi juga untuk bekerja bersama-sama dengan semua lapisan masyarakat Medan,” pungkasnya.
Diskusi tersebut mendapat sambutan antusias dari para peserta, yang menyadari pentingnya kepemimpinan transformasional dalam membawa Medan menuju masa depan yang lebih baik. (*)