Pilihhiro.com – Ustaz kondang Dasad Latif menyampaikan pesan penting bagi seluruh warga Indonesia terkait bahaya politik uang menjelang pemilu. Pernyataan ini dibuat jauh sebelum pemilihan umum berlangsung dan bukan hanya untuk Pilkada, tetapi sebagai pengingat bagi masyarakat dalam setiap pemilu, baik itu Pilkada, Pileg, maupun Pilpres.
Ustaz Dasad mengingatkan bahwa masa depan bangsa tidak boleh dipertaruhkan hanya karena iming-iming uang atau janji manis sesaat dari para politisi yang tidak bertanggung jawab.
Dalam berbagai ceramah dan sosialisasi, Dasad Latif selalu menyoroti maraknya praktik politik uang, yang menurutnya hanya memberikan keuntungan sementara namun dapat mengakibatkan penderitaan jangka panjang.
Uang yang diterima pemilih dalam jumlah kecil, katanya, bisa habis dalam waktu singkat, tetapi dampak buruk dari salah memilih pemimpin bisa dirasakan hingga lima tahun ke depan.
“Sering kali, ada orang yang datang memberikan uang Rp200 ribu atau Rp300 ribu saat kampanye. Mungkin itu terlihat menggiurkan untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi uang itu akan habis dalam sekejap. Jika kita salah memilih pemimpin, lima tahun kita bisa menderita,” kata Ustaz Dasad Latif, mengingatkan warga untuk lebih bijak dalam menentukan pilihan.
Sebagai tokoh agama dan motivator yang dikenal dengan cara penyampaiannya yang lugas, Dasad Latif menekankan bahwa politik uang bukan hanya menghina hak suara masyarakat, tetapi juga berbahaya bagi masa depan negara.
Ia mengajak warga untuk menilai para calon pemimpin dari rekam jejak, integritas, serta visi dan misi mereka, bukan dari uang atau janji sesaat yang mereka tawarkan.
“Memilih pemimpin itu adalah tanggung jawab besar. Kita harus memastikan bahwa mereka yang kita pilih adalah orang yang memiliki komitmen untuk membangun dan melayani, bukan hanya membeli suara dengan uang. Jangan korbankan masa depan kita hanya untuk uang singkat,” tambahnya.
Dasad juga mengingatkan bahwa praktik politik uang tidak hanya terjadi di satu wilayah, tetapi merupakan masalah nasional yang harus diperangi oleh seluruh rakyat Indonesia.
Ustaz Dasad menyerukan kepada semua lapisan masyarakat, dari desa hingga kota, untuk menolak politik uang dalam segala bentuknya, dan memilih pemimpin berdasarkan hati nurani serta penilaian yang objektif.
“Politik uang merusak demokrasi. Uang yang diberikan saat kampanye mungkin bisa membantu kebutuhan sehari-hari, tetapi jika pemimpin yang terpilih tidak amanah, kita semua yang akan menderita. Jadi, kita harus sadar dan menolak politik uang di setiap pemilu, baik itu Pilkada, Pileg, atau Pilpres,” tegasnya.
Dalam pandangannya, pemilih yang cerdas adalah mereka yang mampu melihat program-program konkret yang diusung oleh calon pemimpin, serta mempertimbangkan siapa yang benar-benar peduli pada kesejahteraan rakyat, bukan hanya kepentingan pribadi.
Dasad menyebutkan bahwa masyarakat harus memiliki sikap kritis terhadap calon yang mengandalkan politik uang, karena hal ini biasanya menjadi tanda awal ketidakjujuran dalam kepemimpinan.
Selain mengajak masyarakat untuk menolak politik uang, Ustaz Dasad Latif juga menekankan pentingnya doa dan peran aktif masyarakat dalam menjaga integritas pemilu.
Ia berharap, dengan memilih pemimpin yang baik dan amanah, Indonesia dapat melahirkan pemerintahan yang mampu membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.
Menutup pesannya, Ustaz Dasad menyampaikan perumpamaan yang kuat untuk menggambarkan bahaya politik uang: “Sekarang, kalau datang orang sosialisasi, kau bilang wanipiro. Dikasih kau 3 ratus ribu satu kali makan bakso, habis. 5 tahun kau menderita,” ujar Dasad, mengingatkan agar masyarakat tidak tergoda dengan iming-iming uang yang hanya memberikan keuntungan sesaat tetapi menyebabkan penderitaan dalam jangka panjang.
Dasad berharap seluruh rakyat Indonesia dapat bersikap tegas menolak politik uang, dan memilih pemimpin yang benar-benar berintegritas dan peduli pada kepentingan rakyat.
Hanya dengan cara ini, Indonesia bisa memiliki masa depan yang lebih baik dan demokrasi yang semakin kuat. (*)