Pilihhiro.com – Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumatera Utara, Dr. Naslindo Sirait, S.E., M.M, menekankan urgensi pengembangan UMKM untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia. Dalam dialog Pro Aspirasi Sumut yang disiarkan oleh RRI Medan, Rabu (17/6/2024), Naslindo menyatakan bahwa negara dengan rasio kewirausahaan tinggi memiliki perekonomian yang lebih maju. Menurutnya, Indonesia masih belum mencapai rasio kewirausahaan sebesar 4% yang ideal, namun sudah mendekati target tersebut.
“Jika Indonesia ingin menjadi negara maju, rasio kewirausahaannya harus mencapai setidaknya 4%. Kita masih sedikit di bawah angka itu, namun progres sudah terlihat. Untuk mencapainya, kita perlu mendorong kewirausahaan muda dan membantu UMKM naik kelas,” ujar Naslindo.
Dia menambahkan bahwa tantangan utama UMKM di Sumatera Utara termasuk keterbatasan permodalan, kesulitan dalam pemasaran, dan lambatnya adopsi teknologi. Hal ini menjadi hambatan bagi UMKM untuk berkembang secara signifikan. “Sekitar 42% UMKM mengalami kendala permodalan. Masalah lainnya adalah pemasaran yang belum optimal dan rendahnya adopsi teknologi digital, yang di era sekarang sangat krusial,” tegas Naslindo.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Naslindo mengajak para pelaku UMKM untuk bergabung dalam koperasi. Menurutnya, dengan pendekatan kolektif ini, UMKM dapat memperkuat akses permodalan, berbagi platform pemasaran, dan lebih mudah mengadopsi teknologi.
“Koperasi memberikan solusi bagi UMKM yang kesulitan bersaing di pasar yang kompetitif. Dengan bersatu dalam koperasi, masalah permodalan bisa diatasi bersama, pemasaran lebih terkoordinasi, dan teknologi digital bisa diadopsi lebih efektif,” jelas Naslindo.
Respon Programatik HIRO: Modal Tanpa Bunga dan Digitalisasi UMKM Medan
Mendengar permasalahan yang disampaikan oleh Naslindo, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan, Hidayatullah dan Ahmad Yasyir Ridho Loebis (HIRO), menegaskan bahwa mereka memiliki solusi konkret untuk membantu UMKM Medan menghadapi tantangan permodalan dan digitalisasi. HIRO menawarkan program “Mekar Plus”, sebuah skema bantuan modal tanpa bunga yang dirancang untuk mengatasi kesulitan permodalan yang sering dialami oleh pelaku UMKM di kota ini.
“Program Mekar Plus bertujuan memberikan modal usaha tanpa bunga agar pelaku UMKM di Medan dapat berkembang tanpa terbebani oleh cicilan yang menghambat laju bisnis mereka. Kami percaya, dengan modal tanpa bunga, UMKM bisa lebih fokus pada pengembangan produk dan pemasaran,” jelas Yasyir Ridho.
Tak hanya soal modal, pasangan HIRO juga berfokus pada digitalisasi UMKM. Mereka menawarkan solusi berupa pembangunan pusat penjualan online terpusat atau marketplace yang memudahkan UMKM Medan menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk di tingkat nasional dan internasional. Di samping itu, koperasi digital juga akan dibentuk untuk membantu UMKM dalam hal pemasaran dan adopsi teknologi.
“Kami melihat bahwa digitalisasi adalah jalan untuk membawa UMKM Medan ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan pusat penjualan online dan koperasi digital, kami ingin memastikan bahwa UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dengan pesat. Digitalisasi akan membantu mereka mengelola bisnis dengan lebih efisien, meningkatkan daya saing, dan memperluas jangkauan pasar,” tambah Yasyir.
Pasangan HIRO optimis bahwa kombinasi antara modal tanpa bunga dan digitalisasi akan menjadi kunci keberhasilan dalam memperkuat UMKM di Medan. “Dengan dukungan permodalan yang tepat dan digitalisasi, kami yakin UMKM Medan akan tumbuh lebih kuat, menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kota,” tutup Hidayatullah.
Program Mekar Plus dan digitalisasi UMKM ini menjadi bagian dari agenda prioritas HIRO dalam membangun ekonomi Medan yang inklusif dan berkelanjutan, dengan UMKM sebagai pilar utamanya. (*)