Pilihhiro.com – Dalam upaya mengatasi ketimpangan ekonomi di Kota Medan, calon Wakil Wali Kota Medan nomor urut 3, Yasir Ridho Lubis, mengusulkan program untuk mendorong perputaran ekonomi yang lebih merata antara Medan Selatan dan Medan Utara. Bersama pasangannya, Hidayatullah, Yasir mengajak warga Medan Selatan untuk berbelanja, berwisata, dan menghabiskan uangnya di Medan Utara, kawasan yang menurutnya masih tertinggal dibandingkan dengan bagian selatan kota.
Dalam pernyataannya pada Kamis (26/9/2024), Yasir mengungkapkan bahwa salah satu langkah utama yang diusung oleh pasangan Hidayatullah-Yasir (HIRO) adalah memaksimalkan potensi lokal yang ada di Medan Utara, baik dari segi pariwisata maupun hasil tangkapan nelayan. “Seluruh potensi yang ada di kawasan Utara itu harus dimaksimalkan. Kita ajak orang-orang yang ada di Medan Selatan berbelanja dan mengeluarkan uangnya di Utara,” ujar Yasir.
Mengatasi Ketimpangan Ekonomi Medan Utara dan Selatan
Yasir mengakui bahwa secara ekonomi, Medan Utara memang masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Medan Selatan. Wilayah selatan kota selama ini menjadi pusat pergerakan ekonomi dan infrastruktur yang lebih berkembang, sementara Medan Utara masih dianggap sebagai kawasan pinggiran dengan masalah sosial dan ekonomi yang belum teratasi secara optimal.
“Kedepan harus ada pemerataan. Kalau saya sederhana, uang terlalu banyak di Selatan. Harusnya, kita buat bagaimana orang-orang Selatan bisa menghabiskan uangnya di Utara. Dengan begitu, ada perputaran ekonomi yang merata,” jelas Yasir, yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara periode 2019-2020.
Medan Utara, menurut Yasir, memiliki banyak potensi yang belum dikelola secara maksimal. Potensi tersebut antara lain wisata alam seperti Danau Siombak, serta sumber daya kelautan yang belum dikelola dengan baik. Ia berpendapat bahwa jika potensi-potensi ini dioptimalkan, kawasan Utara akan menjadi magnet baru bagi warga Medan Selatan untuk berkunjung, berbelanja, dan menggerakkan ekonomi lokal.
Memanfaatkan Potensi Wisata dan Perikanan Medan Utara
Yasir secara khusus menyoroti Danau Siombak, sebuah danau buatan yang memiliki pemandangan indah dan potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Menurutnya, kawasan ini bisa menjadi lokasi wisata favorit akhir pekan bagi warga Medan, terutama mereka yang tinggal di bagian selatan kota.
“Misalnya Danau Siombak, kenapa tidak memberikan kontribusi yang lebih besar? Kita bisa ajak warga Medan Selatan untuk berwisata akhir pekan ke sana, sekaligus berbelanja ikan hasil tangkapan nelayan Medan Utara. Dengan begitu, perputaran uang bisa terjadi lebih merata antara Selatan dan Utara,” ujar Yasir.
Selain sektor pariwisata, Yasir juga menekankan pentingnya mengembangkan sektor perikanan di Medan Utara. Menurutnya, hasil tangkapan nelayan di kawasan tersebut harus lebih didorong ke pasar-pasar besar di Medan Selatan. Dengan menggerakkan sektor perikanan dan pariwisata secara bersamaan, Yasir optimis perputaran ekonomi di Medan Utara akan lebih dinamis.
Perbaikan Infrastruktur Jadi Kunci
Untuk mewujudkan program pemerataan ekonomi tersebut, Yasir menekankan bahwa Pemerintah Kota Medan harus memperbaiki infrastruktur di Medan Utara, terutama jalan dan fasilitas transportasi umum. Ia mengungkapkan bahwa kondisi jalan yang kurang memadai sering kali menjadi penghalang bagi warga Medan Selatan untuk berkunjung ke wilayah utara kota.
“Transportasi dan jalan harus baik dan diperbaiki jika ada yang rusak, agar masyarakat Selatan mau ke Utara. Ini menjadi salah satu tantangan yang harus segera diatasi,” jelas Yasir. Selain itu, masalah rob atau banjir akibat pasang air laut yang sering melanda Medan Utara juga harus menjadi prioritas untuk diselesaikan oleh pemerintah kota. Yasir menegaskan bahwa jika infrastruktur dan masalah banjir ini dapat diatasi, Medan Utara akan lebih menarik bagi investor maupun wisatawan.
“Masalah rob juga harus ada solusi. Jangan sampai orang Selatan datang tapi mendapati air laut sedang naik dan mengganggu kegiatan mereka. Inilah yang harus diperbaiki, agar tercipta pemerataan yang sesungguhnya antara Medan Selatan dan Utara,” tambahnya.
Perlunya Pemetaan yang Akurat
Di sisi lain, Ketua Badan Kemasyarakatan Masyarakat Adat Deli (BKMAD), Tengku Aril Taufik, juga memberikan pandangan terkait pengembangan Medan Utara. Menurutnya, penataan Medan Utara membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan pemetaan yang akurat. Ia menekankan bahwa dalam menata kawasan utara, terutama yang berkaitan dengan sektor pertanian dan perikanan, harus dipastikan bahwa kelompok nelayan dan petani tetap bisa mendapatkan pendapatan yang layak.
“Butuh sumber daya manusia yang unggul dan pengelolaan sumber daya alam yang tepat. Pemetaan pembangunan dari sisi nelayan dan petani harus betul-betul dilakukan agar tetap ada pertanian dan menjadi sumber pendapatan petani,” jelas Aril Taufik.
Ia mengingatkan agar pembangunan di Medan Utara tidak mengorbankan lahan-lahan pertanian. “Jangan sampai petani harus bergeser karena lahan-lahan dijadikan perumahan. Semua harus dipikirkan matang-matang agar tidak menghilangkan mata pencaharian masyarakat setempat,” tutup Aril.
Komitmen HIRO untuk Pemerataan
Pasangan HIRO, Hidayatullah dan Yasir Ridho, menegaskan bahwa pemerataan ekonomi antara Medan Selatan dan Utara menjadi salah satu agenda utama mereka dalam Pilkada Medan 2024. Dengan program yang menyasar pengembangan infrastruktur, pariwisata, dan ekonomi berbasis masyarakat, HIRO bertekad untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat Medan Utara dan menjadikan seluruh wilayah Kota Medan lebih makmur dan sejahtera.
“Kami yakin bahwa dengan program-program ini, Medan Utara akan bangkit, dan Kota Medan akan menjadi kota yang lebih adil secara ekonomi. Medan Utara akan berdaya, dan warganya akan berjaya,” pungkas Yasir Ridho. (*)