Pilihhiro.com – Calon Wakil Wali Kota Medan, Yasyir Ridho Loebis, menghadiri deklarasi Relawan Perempuan Medan Pejuang Hidayatullah-Yasyir Ridho Loebis (Rempah) pada Minggu (15/9) di Jalan Juanda, Medan. Acara ini dihadiri oleh lebih dari seratus relawan, dimulai dengan pembacaan Maklumat Pemenangan pasangan Hidayatullah-Yasyir Ridho Loebis (HIRO).
Acara tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Anggota DPRD Kota Medan Dhiyaul Hayati, Sri Rezeky, serta Ketua DPC PKS dan Ketua Tim Pemenangan PKS Kecamatan Medan Maimun, Ismalik Syahputra.
Dalam sambutannya, Ismalik Syahputra menyebut bahwa kekuatan terbesar PKS di Kecamatan Medan Maimun berasal dari kalangan perempuan. Ia menekankan pentingnya peran ibu-ibu relawan dalam menggalang dukungan untuk kemenangan pasangan HIRO, terutama dengan strategi door-to-door.
“Kemenangan tidak hanya diperoleh melalui doa, tetapi juga melalui usaha nyata. Tak cukup hanya teriak-teriak, tapi harus bergerak. Ceritakan tentang HIRO kepada tetangga, saudara, dan siapa saja, bukan menghabiskan waktu untuk hal-hal tak produktif,” tegas Ismalik.
Ia juga memuji sosok Hidayatullah yang dikenal bersih dan tidak tergoda kemewahan selama berkarier di DPRD selama 25 tahun. Menurutnya, Hidayatullah dan Yasyir Ridho memiliki pengalaman yang sangat dibutuhkan untuk memimpin Kota Medan.
Yasyir Ridho, dalam pidatonya, menegaskan bahwa pasangan HIRO merupakan satu-satunya kandidat yang memiliki pengalaman panjang dan integritas tinggi. Ia memaparkan rekam jejaknya sebagai anggota DPRD Sumut dua periode, serta Wakil Ketua DPRD Sumut dan Ketua KNPI, sementara Hidayatullah memiliki pengalaman yang lebih lama dalam dunia politik.
“Kami saling melengkapi. Ustaz Hidayatullah sangat diterima oleh masyarakat muslim, sementara saya bisa menjembatani komunikasi dengan kelompok nasionalis. Kombinasi inilah yang membuat pasangan HIRO istimewa,” jelas Ridho.
Selain itu, Yasyir Ridho menjanjikan program unggulan di bidang pendidikan. Ia berkomitmen untuk memberikan beasiswa bagi anak-anak yang berprestasi dan kurang mampu, serta beasiswa S2 dan S3 bagi para guru. Ia juga menekankan pentingnya memastikan tidak ada anak di Kota Medan yang putus sekolah karena masalah ekonomi.
“Dengan APBD Kota Medan sebesar Rp 7 triliun lebih, hal ini bisa diwujudkan. Kami ingin menciptakan kesetaraan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak melalui pendidikan,” tuturnya.
Yasyir menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengentaskan kemiskinan. Melalui pendidikan yang baik, ia berharap dapat mendekatkan kesenjangan antara masyarakat miskin dan kaya di Medan, serta melahirkan lebih banyak “orang kaya baru”. (*)